Minggu, 28 Maret 2010

jaringan telekomunikasi

Sigtran Itu . . .
SIGTRAN adalah standard yang didefinisikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) yang merupakan satu bagian kecil dalam proses evolusi menuju jaringan all-IP. Dalam standarisasinya SIGTRAN mempunyai seperangkat protokol yang memodelkan arsitektur transport pensinyalan SS7 (Signaling
System No.7) yang dibawakan melalui jaringan IP (Internet Protocol).
SIGTRAN protokol yang merupakan perluasan dari protokol SS7 , Mendukung aplikasi yang sama dan paradigma manajemen panggilan seperti SS7 tetapi menggunakan transportasi Internet Protocol (IP) yang disebut Stream Control Transmission Protocol (SCTP) . Signaling Transport (SIGTRAN) mengacu pada protokol stack untuk pengangkutan Switched Circuit Network (SCN) signaling protokol (SS7/C7) melalui jaringan IP. SIGTRAN adalah evolusi SS7, yang mendefinisikan inti adaptor dan kapabilitas yang memadukan transportasi dan paket SS7 protokol untuk menyediakan pengguna dengan teknologi kedua terbaik tawarkan. Aplikasi SIGTRAN meliputi: Internet dial-up remote access, IP telephony interworking dengan PSTN dan layanan lainnya seperti yang telah diidentifikasi.
Berbagai perangkat yang ada di jaringan tradisional PSTN (TDM) harus dapat berkomunikasi dengan perangkat-perangkat yang ada di jaringan IP. Untuk itu, berbagai protokol yang ada di PSTN harus dapat dilewatkan pada jaringan IP. Protokol- protokol tersebut diantaranya CCS7, V5.x dan ISDN. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka dibuatlah suatu fungsi pemetaan atau translasi yang akan memetakan protokol-protokol tersebut kedalam jaringan IP. Fungsi pemetaan inilah yang dilakukan oleh suatu protokol yang disebut Signalling Transport (Sigtran). Pada Sigtran terdapat suatu layer adaptasi yang diberi nama SCTP. SCTP inilah sebenarnya yang melakukan fungsi pemetaan pada protokol Sigtran.

Sigtran sebagai protokol transport
Pada Sigtran sebagai protokol transport, kita melihat adanya gateway yang melakukan pemetaan protokol dari protokol TDM ke protokol di jaringan IP. Dari protokol CCS7 (ISUP) dapat dilakukan pemetaan di layer MTP2 dengan menggunakan mekanisme M2PA dan M2UA, di layer MTP3 dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme M3UA dan di layer SCCP dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme SUA. Untuk signalling di sisi akses seperti V5.1 dan V5.2 dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme V K 5UA sedangkan untuk ISDN dengan IUA.
Kesemua fungsi pemetaan tersebut diatur oleh suatu standar dunia yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) yang disebut dengan Signalling Transport (Sigtran). SIGTRAN dipergunakan sebagai protokol Interworking antara jaringan PSTN dengan jaringan IP. Protokol Sigtran menyediakan seluruh fungsi yang dibutuhkan untuk mendukung signalling TDM over IP, termasuk diantaranya :
- Flow control
- In-sequence delivery of signalling message
- Identifikasi originating dan terminating signalling point
- Identifikasi sirkit voice
- Error detection, retransmission, dan prosedur error correction lain
- Kontrol untukmenghindari kongesti pada internet
- Deteksi status entity
- Mendukung mekanisme keamanan dari informasi signalling.

Signalling System 7 (SS7)
SS7 (Signalling System 7-selanjutnya kita sebut SS7) adalah protokol signalling yang yang out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi telekomunikasi yang advanced. Out of band artinya, kanal/channel signalling dengan kanal/channel komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain. Contoh yang jelas adalah feature yang didukung oleh SS7, termasuk Incoming Caller Identification (Caller ID), roaming, WINS (wireless Intelligent Network) service seperti layanan pra-bayar/pre-paid dan pasca bayar/post-paid. Sedangkan DTMF merupakan contoh In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari signalling adalah proses pengiriman controll information antar network elements.
Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari network voice yang dia support. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik. Pada signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point (SSP), Signal Transfer Point (STP) dan Signal Control Point (SCP). Ketiga node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate 56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching. Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan merespon SS7 message.

Protokol SS7
Message Transfer Part (MTP) Dalam SS7, tiga layer pertama menjadi Message Transfer Part (MTP).
MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical dan memiliki karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada untuk signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.
MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua:
• Flag (F)
o indikasi awal dan akhir dari signal unit
• Cyclic Redundancy Chech (CK)
o 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating
• Signaling Information Field (SIF)
o Indikasi informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya
• Service Information Octet (SIO)
o indikator service dan versi yang akan di gunakan oleh layer diatas nya
• Length Indicator (LI)
o menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut
• Forward Indicator Bit (FIB)
o Digunakan u/error recovery dan nomor portabel u/ mengindikasikan data base siap di query
• Forward Sequence Number (FSN)
o indikator sequence number signal unit
• Backward Indikator Bit (BIB)
o Untuk error recovery
• Backward Sequence Number (BSN)
o digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit.
SS7 menggunakan 3 tipe untuk Signaling Unit:
1. Message Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk service/layanan yg diberikan seperti Caller ID
2. Link Status Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat di monitor dan system akan tahu kapan link out of service
3. Fill-In Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan di transmit kan saat MSU atau LSSU ada.
MTP level tiga menyediakan fungsi sebagai message address Routing dan network Management. Network element pada ANSI SS7 didasarkan pada pengalamatan yang biasa di sebut point codes. Sebuah point code terdiri dari 9 digit yang terbagi dalam 3 group : XXX-YYY-ZZZ
XXX = Network Identification
YYY = Cluster Member
ZZZ = Member Number
tiap nomor berasal dari 8 digit, jadi range nya dari 000-254. Semua elemen network di SS7 ditandai (dialamati) dengan sebuah POINT CODE.
Untuk point code dari perangkat Huawei, point code-nya berformat hexadesimal, sedangkan Alcatel berformat 4-3-4-3.
Ditiap STP diberikan unique point code untuk keperluan network routing. STP juga menggunakan spesial addressing point code yang di sebut alias point code yang digunakan untuk me-route kan message ke STP berikutnya. Sebuah alias point code di berikan ke STP -STP yang saling adjacent secara langsung dengan tujuan agar kedua STP tersebut saling mengenali.
GT (Global Title) merupakan addressing yang di gunakan untuk pengiriman antar SSP (misal dari MSC ke HLR; originating MSC ke Terminating MSC dll). Ketika sebuah MSC ingin berkomunikasi dengan HLR, maka MSC tersebut akan menggunakan GT dari HLR yang ditujunya. Hubungan dari MSC ke HLR nantinya akan melalui beberapa STP. Oleh STP yang terhubung langsung (paling dekat) dengan MSC, GT HLR yang berasal MSC tadi akan diterimanya dan akan di translasi kan ke point code STP berikut nya. Komunikasi antara MSC dengan STP terdekatnya tadi menggunakan point code masing-masing dimana point code MSC sebagai OPC (Originating Point Code) dan point code STP sebagai DPC (Destination Point Code).
MTP level 3 ini juga memiliki critical network management functions yang terbagi menjadi tiga yaitu:
• Link Management => menyediakan manajemen local signalling link seperti link activation, deactivation dan restoration.
• Route Management => provide exchange of signalling route availability between signalling points using predefined procedures, such as transfer prohibited, tranfer restricted , etc.
• Traffic management => mengatur pengaturan trafik-trafik yang out-of-service

Sistem Pensinyalan
Pensinyalan (signaling)
pertukaran informasi antar elemen dalam jaringan, yang direalisasikan dalam bentuk kode-kode standar yang telah disepakati, bertujuan untuk melakukan pembentukan hubungan, pengawasan saluran dan pembubaran hubungan.

Fungsi Pensinyalan
1. Operasi : Call set-up, call release, feature setup, feature release dsb
2. Administrasi : Pencatatan data call dll.
3. Maintenance : Laporan sentral ke Pusat Telecommunication Management Network (TMN Centre).

PSTN Local Loop Signaling













Kategori Signaling
1.Line Signalling (supervisory signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk pendudukan (holding) atau clearing dari suatu speech channel menggunakan E & M transmisi digital
2. Register Signalling (Information signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk call set-up dsb. Menggunakan R2-SMFC transmisi digital
• Kalo line signaling di Indonesia itu Memanfaatkan timeslot 16 dari PCM 30. Setiap slot terdiri dari 8 bit :
• TS 0 untuk sinkronisasi
• TS 1 s.d. 15 dan TS 17 s.d. 31 untuk speech channel
• TS 16 untuk line signaling secara multiframe
• TS 16 = a1 a2 a3 a4 b1 b2 b3 b4
• untuk line signaling digunakan a1 dan b1


Timeslot Position














• Versi ITU
 a1 dan b1 = 1 ada sinyal
 a1 dan b1 = 0 tidak ada sinyal
• Versi Indonesia
 a1 dan b1 = 0 ada sinyal
 a1 dan b1 = 1 tidak ada sinyal
• Line signalling di Indonesia adalah secara link by link (signaling antar dua sentral berhubungan langsung)