Sabtu, 08 Mei 2010

Channel TV Swasta Dengan Frekuensi UHF

UHF Frekuensi Untuk Channel TV Swasta

UHF(Ultra High Frequency) adalah gelombang elektromagnetika yang memiliki frekuensi antara 300MHz- 3000MHz. UHF sering di gunakan sebagai frekuensi untuk transmisi sinyal televisi.
Stasiun Tv ada yang beroperasi pada band VHF (Very High Frekuensi) dan ada juga yang dengan band UHF (Ultra High Frekuensi). VHF dan UHF adalah sebuah bandwidth yang digunakan untuk memancarkan signal radio dan TV untuk para operator yang menerimanya.
VHF : 30 MHz – 300 MHz, saluran 2 sampai 13 pada TV
UHF : 300 MHz – 3 GHz, saluran 14 keatas pada TV
Megahertz artinya "sejuta cycles per detik," jadi "300 megahertz" artinya pemancar stasiun radio tersebut berosilasi pada frekuensi 300,000,000 cycles per detik.
Kilohertz artinya "ribuan cycles per detik".
Frekuensi band umum lainnya:
• AM radio : 535 kilohertz – 1.7 MHz
• Short wave radio : band dari 5.9 MHz – 26.1 MHz
• Citizens band (CB) radio : 26.96 MHz – 27.41 MHz
• Stasiun Televisi : 54 – 88 MHz untuk saluran 2 sampai 6
• FM radio : 88 MHz – 108 MHz
• Stasiun Televisi : 174 – 220 MHz untuk saluran 7 sampai 13
Daftar frekuensi penyiaran di Indonesia sendiri sebagai berikut:
Trans TV: 29 UHF - 535,25 MHz
TPI: 37 UHF - 599,25 MHz
TVRI: 39 UHF - 615,25 MHz
Indosiar: 41 UHF - 631,25 MHz
SCTV: 45 UHF - 663,25 MHz
RCTI: 47 UHF - 647,25 MHz
ANTV: 48 UHF - 679,25 MHz
TV7: 49 UHF - 695,25 MHz
Lativi/TV ONE: 53 UHF - 727,25 MHz
Metro TV: 57 UHF - 759,25 MHz
Sekarang kebanyakan stasiun TV dgital menyiarkan band dalam frekuensi UHF. Perbedaan antena UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada ukuran size nya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi dari VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan UHF hanya pada area ‘band’ frekuensi mereka berasal. Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistim operasinya sama. Selama masih sedikit pengguna sistim wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih tajam dan jelas. Dalam sisi lain, kelebihan menggunakan sistim VHF adalah transmisi tersebut lebih murah dan mereka masih dapat bekerja walaupun antena dan pemancar/ transmitter nya tidak saling berhadapan.
Selain menggunakan frekuensi UHF, ada juga yang menggunakan frekuensi VHF. Contohnya TVRI. Ceritanya itu diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
1. Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
2. Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
3. Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
4. TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.

Minggu, 28 Maret 2010

jaringan telekomunikasi

Sigtran Itu . . .
SIGTRAN adalah standard yang didefinisikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) yang merupakan satu bagian kecil dalam proses evolusi menuju jaringan all-IP. Dalam standarisasinya SIGTRAN mempunyai seperangkat protokol yang memodelkan arsitektur transport pensinyalan SS7 (Signaling
System No.7) yang dibawakan melalui jaringan IP (Internet Protocol).
SIGTRAN protokol yang merupakan perluasan dari protokol SS7 , Mendukung aplikasi yang sama dan paradigma manajemen panggilan seperti SS7 tetapi menggunakan transportasi Internet Protocol (IP) yang disebut Stream Control Transmission Protocol (SCTP) . Signaling Transport (SIGTRAN) mengacu pada protokol stack untuk pengangkutan Switched Circuit Network (SCN) signaling protokol (SS7/C7) melalui jaringan IP. SIGTRAN adalah evolusi SS7, yang mendefinisikan inti adaptor dan kapabilitas yang memadukan transportasi dan paket SS7 protokol untuk menyediakan pengguna dengan teknologi kedua terbaik tawarkan. Aplikasi SIGTRAN meliputi: Internet dial-up remote access, IP telephony interworking dengan PSTN dan layanan lainnya seperti yang telah diidentifikasi.
Berbagai perangkat yang ada di jaringan tradisional PSTN (TDM) harus dapat berkomunikasi dengan perangkat-perangkat yang ada di jaringan IP. Untuk itu, berbagai protokol yang ada di PSTN harus dapat dilewatkan pada jaringan IP. Protokol- protokol tersebut diantaranya CCS7, V5.x dan ISDN. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka dibuatlah suatu fungsi pemetaan atau translasi yang akan memetakan protokol-protokol tersebut kedalam jaringan IP. Fungsi pemetaan inilah yang dilakukan oleh suatu protokol yang disebut Signalling Transport (Sigtran). Pada Sigtran terdapat suatu layer adaptasi yang diberi nama SCTP. SCTP inilah sebenarnya yang melakukan fungsi pemetaan pada protokol Sigtran.

Sigtran sebagai protokol transport
Pada Sigtran sebagai protokol transport, kita melihat adanya gateway yang melakukan pemetaan protokol dari protokol TDM ke protokol di jaringan IP. Dari protokol CCS7 (ISUP) dapat dilakukan pemetaan di layer MTP2 dengan menggunakan mekanisme M2PA dan M2UA, di layer MTP3 dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme M3UA dan di layer SCCP dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme SUA. Untuk signalling di sisi akses seperti V5.1 dan V5.2 dilakukan pemetaan dengan menggunakan mekanisme V K 5UA sedangkan untuk ISDN dengan IUA.
Kesemua fungsi pemetaan tersebut diatur oleh suatu standar dunia yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) yang disebut dengan Signalling Transport (Sigtran). SIGTRAN dipergunakan sebagai protokol Interworking antara jaringan PSTN dengan jaringan IP. Protokol Sigtran menyediakan seluruh fungsi yang dibutuhkan untuk mendukung signalling TDM over IP, termasuk diantaranya :
- Flow control
- In-sequence delivery of signalling message
- Identifikasi originating dan terminating signalling point
- Identifikasi sirkit voice
- Error detection, retransmission, dan prosedur error correction lain
- Kontrol untukmenghindari kongesti pada internet
- Deteksi status entity
- Mendukung mekanisme keamanan dari informasi signalling.

Signalling System 7 (SS7)
SS7 (Signalling System 7-selanjutnya kita sebut SS7) adalah protokol signalling yang yang out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi telekomunikasi yang advanced. Out of band artinya, kanal/channel signalling dengan kanal/channel komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain. Contoh yang jelas adalah feature yang didukung oleh SS7, termasuk Incoming Caller Identification (Caller ID), roaming, WINS (wireless Intelligent Network) service seperti layanan pra-bayar/pre-paid dan pasca bayar/post-paid. Sedangkan DTMF merupakan contoh In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari signalling adalah proses pengiriman controll information antar network elements.
Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari network voice yang dia support. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik. Pada signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point (SSP), Signal Transfer Point (STP) dan Signal Control Point (SCP). Ketiga node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate 56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching. Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan merespon SS7 message.

Protokol SS7
Message Transfer Part (MTP) Dalam SS7, tiga layer pertama menjadi Message Transfer Part (MTP).
MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical dan memiliki karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada untuk signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.
MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua:
• Flag (F)
o indikasi awal dan akhir dari signal unit
• Cyclic Redundancy Chech (CK)
o 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating
• Signaling Information Field (SIF)
o Indikasi informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya
• Service Information Octet (SIO)
o indikator service dan versi yang akan di gunakan oleh layer diatas nya
• Length Indicator (LI)
o menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut
• Forward Indicator Bit (FIB)
o Digunakan u/error recovery dan nomor portabel u/ mengindikasikan data base siap di query
• Forward Sequence Number (FSN)
o indikator sequence number signal unit
• Backward Indikator Bit (BIB)
o Untuk error recovery
• Backward Sequence Number (BSN)
o digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit.
SS7 menggunakan 3 tipe untuk Signaling Unit:
1. Message Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk service/layanan yg diberikan seperti Caller ID
2. Link Status Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat di monitor dan system akan tahu kapan link out of service
3. Fill-In Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan di transmit kan saat MSU atau LSSU ada.
MTP level tiga menyediakan fungsi sebagai message address Routing dan network Management. Network element pada ANSI SS7 didasarkan pada pengalamatan yang biasa di sebut point codes. Sebuah point code terdiri dari 9 digit yang terbagi dalam 3 group : XXX-YYY-ZZZ
XXX = Network Identification
YYY = Cluster Member
ZZZ = Member Number
tiap nomor berasal dari 8 digit, jadi range nya dari 000-254. Semua elemen network di SS7 ditandai (dialamati) dengan sebuah POINT CODE.
Untuk point code dari perangkat Huawei, point code-nya berformat hexadesimal, sedangkan Alcatel berformat 4-3-4-3.
Ditiap STP diberikan unique point code untuk keperluan network routing. STP juga menggunakan spesial addressing point code yang di sebut alias point code yang digunakan untuk me-route kan message ke STP berikutnya. Sebuah alias point code di berikan ke STP -STP yang saling adjacent secara langsung dengan tujuan agar kedua STP tersebut saling mengenali.
GT (Global Title) merupakan addressing yang di gunakan untuk pengiriman antar SSP (misal dari MSC ke HLR; originating MSC ke Terminating MSC dll). Ketika sebuah MSC ingin berkomunikasi dengan HLR, maka MSC tersebut akan menggunakan GT dari HLR yang ditujunya. Hubungan dari MSC ke HLR nantinya akan melalui beberapa STP. Oleh STP yang terhubung langsung (paling dekat) dengan MSC, GT HLR yang berasal MSC tadi akan diterimanya dan akan di translasi kan ke point code STP berikut nya. Komunikasi antara MSC dengan STP terdekatnya tadi menggunakan point code masing-masing dimana point code MSC sebagai OPC (Originating Point Code) dan point code STP sebagai DPC (Destination Point Code).
MTP level 3 ini juga memiliki critical network management functions yang terbagi menjadi tiga yaitu:
• Link Management => menyediakan manajemen local signalling link seperti link activation, deactivation dan restoration.
• Route Management => provide exchange of signalling route availability between signalling points using predefined procedures, such as transfer prohibited, tranfer restricted , etc.
• Traffic management => mengatur pengaturan trafik-trafik yang out-of-service

Sistem Pensinyalan
Pensinyalan (signaling)
pertukaran informasi antar elemen dalam jaringan, yang direalisasikan dalam bentuk kode-kode standar yang telah disepakati, bertujuan untuk melakukan pembentukan hubungan, pengawasan saluran dan pembubaran hubungan.

Fungsi Pensinyalan
1. Operasi : Call set-up, call release, feature setup, feature release dsb
2. Administrasi : Pencatatan data call dll.
3. Maintenance : Laporan sentral ke Pusat Telecommunication Management Network (TMN Centre).

PSTN Local Loop Signaling













Kategori Signaling
1.Line Signalling (supervisory signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk pendudukan (holding) atau clearing dari suatu speech channel menggunakan E & M transmisi digital
2. Register Signalling (Information signaling)
Pensinyalan yang digunakan untuk call set-up dsb. Menggunakan R2-SMFC transmisi digital
• Kalo line signaling di Indonesia itu Memanfaatkan timeslot 16 dari PCM 30. Setiap slot terdiri dari 8 bit :
• TS 0 untuk sinkronisasi
• TS 1 s.d. 15 dan TS 17 s.d. 31 untuk speech channel
• TS 16 untuk line signaling secara multiframe
• TS 16 = a1 a2 a3 a4 b1 b2 b3 b4
• untuk line signaling digunakan a1 dan b1


Timeslot Position














• Versi ITU
 a1 dan b1 = 1 ada sinyal
 a1 dan b1 = 0 tidak ada sinyal
• Versi Indonesia
 a1 dan b1 = 0 ada sinyal
 a1 dan b1 = 1 tidak ada sinyal
• Line signalling di Indonesia adalah secara link by link (signaling antar dua sentral berhubungan langsung)

Minggu, 28 Februari 2010

IPV6, Zigbee,token ring vs FDDI, IEEE802.11n

IPv6
Seperti diketahui sebelumnya, IPv6 diciptakan untuk menangani masalah- masalah yang terdapat pada IP, akan tetapi perubahan dan penambahan pada IPv6 tersebut di buat tanpa melakukan perubahan pada core sebenarnya dari Ip itu sendiri . Addressing merupakan perubahan yang mencolok yang dapat di lihat dari perbedaaan antara IPv6 dan IPv4.
Satu perubahan penting yang terdapat pada model pengalamatan IPv6 adalah tipe alamat yang didukungnya. Pada IPv4 hanya mendukung 3 tipe alamat seperti : unicast, multicast, dan broadcast denagnactual traffic yang paling banyak di gunakan adalah alamat unicast. Pada IPv6 juga memiliki tiga tipe alamat seperti IPv4 akan tetapi dengan beberapa perubahan. Tipe alamat IPv6 terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Unicast
Alamat unicast digunakan untuk komunikasi satu lawan satu dengan menunjuk satu host. Alamat unicast dapat di bagi menjadi 4 bagian :
1. Alamat global, alamat yang digunakan misalnya untuk keperluan address provide atau address geografis.
2. Alamat Link Lokal, alamat yang di pakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan local yang saling terhubung pada satu level. Alamat di buat secara otomatis oleh host yang belum mendapatkan alamat global.
3. Site Local, alamat yang setara denagan alamat private, yang dipakai terbatas didalam site saja. Alamat ini dapat di berikan bebas asal memiliki cirri khas unik didalam site tersebut, namun alamat ini tidak dapat mengirimkan packet dengan alamat diluar dari site tersebut.
4. Compatibel.

b. Multicast
Alamat multicast di gunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk host dari group. Alamat multicast ini pada IPv4 di definisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di sebut dengan “FF” disediakan alamat multicast. Ruang ini kemudian di bagi- bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.

c. Anycast
Alamat anycast digunakan ketika suatu packet harus dikirimkan ke beberapa member dari group dan bukan mngirimkan ke seluruh member dari group atau dapat juga dikatakan menunjuk host dari group. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat diberikan pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke alamat ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memilki alamat anycast yang sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling “cocok” bagi pengiriman packet tersebut .

Token Ring vs FFDI
a. Token Ring
Token Ring berbasis standar IEEE 802.5 dan beroperasi pada 4 atau 16 MBps. Dengan Token Ring , devais network secara fisik terhubung dalam kofigurasi ring dimana data dilewatkan dari devais ke devais secara berurutan. Sebuah packet control, yang di kenal sebagai kontol token, juga di lewatkan oleh ring. Protokol ini mencegah terjadinya kolisi data dan menghasilkan performasi yang lebih baik pada pengguna high-level bandwidth.

b. FDDI( Fiber Distributed Data Interface )
FDDI adalah pasangan teknologi LAN Ethernet IEEE 802 yang mendukung data transfer 100 MBps untuk jarak sampai 100 km. FDDI bukan standar IEEE dan beroperasi di atas kabel fiber optic denagn menggunakan arsitektur ring counter-ruting kembar yang dapat menghubungkan samapai 500 devais per ring. Ring kembar memungkinkan LAN tetap beroperasi bila terjadi kegagalan pada salah satu ring atau node.


IEEE 802.11n
IEEE 802.11n adalah masa depan standar jaringan nirkabel. Bekerja di 2,4 GHz, standar 802.11n disebut- sebut memiliki kemampuan transfer data antara 100- 200 Mbps. Seperti MIMO, 802.11n bekerja dengan cara mengutulisasi banyak komponen pemancar dan penerima senyal sehingga transmisi data dapat dilakukan parallel untuk meningkatkan nilai throughput.
IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802,11 sebelumnya dengan menambahkan multiple-input multiple-output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan saluran fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC layer. MIMO adalah teknologi yang menggunakan beberapa antena untuk menyelesaikan informasi lebih lanjut secara koheren dari pada menggunakan satu antena. Dua manfaat penting MIMO adalah menyediakan keragaman antenna dan spasial multiplexing untuk 802.11n.
Kemampuan lain teknologi MIMO adalah menyediakan Spatial Division Multiplexing (SDM). SDM secara spasial multiplexes beberapa stream data independen, ditransfer secara serentak dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO SDM dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah dari pemecahan stream data spatial yang ditingkatkan. Setiap aliran spasial membutuhkan antena yang terpisah baik pada pemancar dan penerima. Di samping itu, teknologi MIMO memerlukan
rantai frekuensi radio yang terpisah dan analog-ke-digital converter untuk masingmasing antena MIMO yang merubah biaya pelaksanaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem non-MIMO.


Zigbee
Teknologi ZigBee merupakan teknologi dengan data rate rendah (Low Data Rate), biaya
murah (Low cost), protokol jaringan tanpa kabel yang ditujukan untuk otomasi dan aplikasi remote
control. Komite IEEE 802.15.4 kemudian mulai bekerja pada standar data rate rendah tidak lama
kemudian. Aliansi ZigBee dan IEEE kemudian memutuskan untuk bergabung dan ZigBee
merupakan nama komersiil dari teknologi ini. ZigBee diharapkan mampu memberikan biaya yang
murah serta daya yang rendah untuk koneksitas antara peralatan dengan konsumsi daya baterai
hingga beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun tetapi tidak memerlukan transfer data setinggi yang digunakan Bluetooth.

Senin, 22 Februari 2010

Proses Charging Telekomunikasi

Proses Perhitungan Biaya Telekomunikasi Indonesia

Model konfigurasi jaringan yang di pergunakan dalam perhitungan di bangun dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Elemen jaringan yang sudah menunjukan keterhubungan antar elemen jaringan yang di miliki oleh suatu penyelenggara dan keterhubungan dengan elemen jaringan milik penyelenggara lain.
2. Melakukan pemodelan konfigurasi jaringan dengan metode shorched node.
3. Melanjutkan model schorched node yang telah diperoleh, di lakukan pemodelan konfigurasi jaringan massa mendatang dengan mempertimbangkan aspek prediksi demand, trafik, network desain parameter, dan tren teknologi.

Minggu, 14 Februari 2010

VoIP Technology

Sekilas Tentang VoIP . . .

VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah jasa telekomunikasi yang menghubungkan pengguna telepon suara melalui jaringan internet. Kualitas internet telepon VoIP belum sebaik kualitas koneksi telepon biasa. Pada VoIP, pemakai menggunakan hubungan telepon melalui terminal berupa pc atau telepon. Terminal akan berkomunikasi dengan gateway melalui telapon local, hubungan antar gateway dilakukan melalui network IP. Karena jaringan IP bersifat global sehingga untuk hubungan internasional dapat di tekan hingga 70%. Lagi pula , biaya maintance dapat ditekan karena voice dan data nework terpisah sehingga IP Phone dapat ditambah, di pindah dan di ubah. Ini dikarenakan VoIP dapat dipasang di sembarang Ethernet dan IP address, lain halnya dengan telepon biasa yang harus mempunyai port sendiri di sentral/PBX.

Penomoran VOIP

Penomoran VoIP terdiri dari 3 digit kode operator dan 7 digit nomor end point.

Misal : nnn mmm xxxxxxx

Ket :

nnn : kode VoIP

mmm : kode operator(3 digit)

xxxxxxx : nomor end point (7 digit)

a. Kode Operator
Kode operator dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu : ISP dan Non-ISP. Secara teknis tidak ada perbedaan , hanya untuk memudahkan pengenalan dan dan alas an administratif. Sehingga setiap operator bertanggungjawab atas alokasi nomor end point yang menggunakan prefiksnya.

b. Pendaftaran Kode Operator

Kode operator di atur oleh tim admin VoIP dan diberikan kepada pihak yang ingin menjadi operator. Agar tidak terjadi rebutan ‘nomor cantik’, kode operator akan diberikan secara inkremental mulai dari nomor non ISP dan ISP dengan perkecualian nomor- nomor yang sudah dicadangkan.

Regulasi Pemerintah

Perkembangan VoIP dapat terjadi karena ada dukungan sekaligus persaingan bebas oleh Pemerintah, tetapi tetap pemerintah berusaha agar tidak ada perusahaan yang mendominasi. Regulasi pemerintah sering sekali menjadi interferensi. Pemerintah mencoba memperkecil persaingan dan terlalu kompleks dengan powerfull finance interest. Di Indonesia sendiri pemerintahnya menganggap VoIP menganggu operator resmi, walaupun dasar hukumnya tidak kuat. Alasan pelarangan hanya masalah izin serta tidak adanya standarisasi penggunaan peralatan yang harus dikeluarkan Dirjen Postel. Lagi pula sanksinya masih terlalu ringan dari pada berapa besar keuntungan yang didapat dari VoIP sendiri.

Konfigurasi Jaringan

Untuk melewatkan voice yang masuk melalui jaringan internet (IP), memerlukan gateway. Gateway berfungsi mengubah format sinyal suara (analog) menjadi pake- paket IP, begitu juga sebaliknya. VoIP menyediakan layanan voice pc to pc, pc to phone, phone to pc, phone to phone dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Pc to Pc

Ini adalah layanan paling mudah untuk melakukan panggilan VoIP. Bahkan jika menggunakan pc to pc tidak ada tagihan pembayaran(gratis) hanya saja harus disediakan program( software), mikrofon, speaker, soundcard dan yang pasti koneksi internet yang relative cepat seperti koneksi kabel atau DSL. Dengan pc to pc tidak ada lagi biaya untuk panggilan seberapa pun jauhnya, hanya saja biaya bulanan ISP.

b. Pc to Phone

Cara kerjanya adalah mengubah data digital dari pc dan mengubahnya ke sinyal analog telepon untuk di transmisikan melalui internet. Umumnya layanan ini menggunakan alat yang di sebut ATA. ATA menghubungkan pesawat telepon biasa ke computer atau di sambungkan ke internet menggunakan VoIP.

c. Phone to Pc

Sama halnya dengan layanan pc to phone. Denagn cara mengubah sinyal analog telepon menjadi data digital pc yang disambungkan dengan internet .

d. Phone to Phone

Layanan ini memungkinkan untuk melakukan komunikasi suara melalui telepon untuk menghubungi telepon lain dengan menggunakan jaringan VoIP dengan konfigurasi phone to phone. Cara kerja konfigurasi ini sendiri menggunakan telepon biasa yang di hubungkan ke router dan terjadi perubahan sinyal dari analog menjadi data digital pada media RTP antara dua gateway dalam jaringan IP kemudian di rubah lagi data digital menjadi sinyal analog pada pesawat telepon tujuan